A.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran, seperti dikemukakan oleh E. Rohimah Adi Maulana
(2002;9)
Dahlan dalam N.Nurlela (2001:1)
mengatakan bahwa yaitu suatu model mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam penyusunan kurikulum, mengatur materi
pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas. Model pembelajaran
merupakan rencana dalam mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan tertentu dalam pembelajaran. Rencana pembelajaran ini meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
B.
Pengertian
Model Pembelajaran CLIS (Children
Learning In Science)
Model pembelajaran CLIS adalah model
mengajar yang urutannya sudah ditentukan oleh Rosalind Driver yang terdiri dari
tahap :
1) Orientasi (orientation)
2) Pemunculan gagasan (elicitation of ideas)
3) Penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas)
4) Penerapan gagasan (application of ideas)
5) Mengkaji ulang perubahan gagasan (review change in ideas)
Tahap penyusunan ulang gagasan terbagi lagi menjadi beberapa sub-sub tahap
yaitu: (a) pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification and exchange), (b) pembukaan situasi konflik (exposure to conflict situation) dan
kontruksi gagasan baru dan evaluasi (construction
of new and evaluation) (Nuriman Wijaya, 1997:9)
Alfiati syafrina (2000: 20) mengemukakan
bahwa model pembelajaran CLIS adalah model pembelajaran yang memilki
tahapan-tahapan untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa. Alfiati
menambahkan model pembelajarn CLIS ini dlandasi boleh pandangan konstruktivisme
yang memperhatikan pengalaman dan konsep awal siswa, pembelajaran berpusat pada
siswa melalui aktifitas hands on/minds on dan menghadapi lingkungan sebagai
bahan belajar.
Model
pembelajaran CLIS yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Orientasi (orientation)
Tahap orientasi
merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memusatkan perhatian
siswa. Orientasi dapat dilakukan dengan cara menunjukkan berbagai fenomena yang
terjadi di alam, kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari atau
demonstrasi. Selanjutnya menghubungkannya dengan topik yang akan dibahas.
2.
Tahap Pemunculan gagasan (elicitation of ideas)
Kegiatan ini merupakan
upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik
yang dibahas dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan meminta siswa
untuk menuliskan apa saja yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas atau
bisa dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka yang diajukan oleh guru.
Bagi guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa. Oleh
karena itu, tahapan ini dapat juga dilakukan melalui wawancara internal.
3.
Tahap Penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas)
a. Pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification and exchange)
Pada langkah ini, siswa
mendiskusikan jawaban dalam msing-masing kelompok kecil sambil melakukan
kegiatan praktikum. Hasil diskusi ditulis dalam selembar kertas dan dijelaskan
oleh salah seorang siswa pada setiap kelompok. Melalui diskusi ini siswa bisa
mengungkapkan kembali dan saling bertukar gagasan (Nuraiman Wijaya, 1997:23)
b. Pembukaan situasi konflik (exposure to conflict situation)
Pada langkah ini siswa
mengalami konflik gagasan dengan menyelidiki perbedaan antara gagasan awal
dengan gagasan yang diperoleh dari fenomena selama kegiatan praktikum.
Pembukaan situasi konflik dapat dilakukan dengan cara, guru menunjuk salah
seorang siswa untuk mengemukakan hasil percobaanya, sedangkan siswa lainnya
menanggapinya
c. Konstruksi gagasan baru dan evaluasi ( construction of new ideas and evaluation)
Pada langkah ini, siswa
mengkontruksikan gagasan baru dan mengevaluasi gagasan dengan bimbingan guru.
Pengungkapan
dan pertukaran gagasan merupakan upaya untuk memperjelas atau mengungkapkan
gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum, misalnya dengan cara
mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua dalam kelompok kecil, kemudian
salah satu anggota kelompok melaporkan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam
kegiatan ini guru tidak membenarkan atau menyalahkan gagasan siswa.
Pada
tahap pembukaan ke situasi konflik, siswa diberi kesempatan untuk mencari
pengertian ilmiah yang sedang dipelajari di dalam buku teks. Selanjutnya siswa
mencari beberapa perbedaan antara konsep awal mereka dengan konsep ilmiah yang
ada dalam buku teks.
Tahap
kontruksi gagasan baru dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mencocokkan
gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari guna mengkontruksi gagasan
baru. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan atau observasi,
kemudian mendiskusikannya dalam kelompok untuk menyusun gagasan baru.
4.
Tahap Penerapan gagasan (application of ideas)
Pada
tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan baru yang dikembangkan
melalui percobaan atau observasi ke dalam situasi baru. Gagasan baru yang sudah
direkonstruksi dalam aplikasinya dapat digunakan untuk menganalisis isu-isu dan
memecahkan masalah yang ada di lingkungan.
5.
Tahap Mengkaji ulang perubahan gagasan (review change in ideas)
Konsepsi
yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat
konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, siswa yang konsepsi awalnya tidak
konsisten dengan konsep ilmiah akan dengan sadar mengubahnya menjadi konsep
ilmiah.
C.
Kelebihan
Model pembelajaran CLIS
Kelebihan model
pembelajaran CLIS (Nuraiman Wijaya, 1997: 21-22)
1) Membiasakan siswa belajar mandiri dalam
memecahkan suatu masalah
2) Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar
sehingga tercipta suasana kelas yang
lebih nyaman dan kreatif, terjlainnya kerja sama sesama siswa dan siswa terli
bat secara langsung dalam melakukan kegiatan
3) Menciptakan belajar lebih bermakna, karena
timbulnya kebanggaan siwa mewnentukan sendiri konsep ilmiah yang sedang
dipelajari dan siswa akan bangga dengan hasil temuanya.
4) Guru dalam mengajkar akan lebih mudah, karena
dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, sehingga guru hanya
menyediakan berbagai masalah yang berhubungan dengan konsep yang diajarkannya,
sedangkan siswa bisa mencari sendiri jawabannya.
5) Guru dapat menciptakan alat-alat atau media
pembelajaran yang sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Kelemahan
Model pembelajaran CLIS
M.D Salwin
(1996:8) mengemukakan beberapa kelemahan model pembelajaran CLIS antara lain :
guru dituntut untuk menyiapkan model pembelajaran untuk setiap topik pelajaran
dan sarana laboratorium harus lengkap. Selainitu, bagi siswa yang belum
ternbiasa belajar mandiri atau berkelompok akan merasa asing dan sulit untuk
dapat menguasai konsep.
gan tolong kasih tau buku referensinya dong, buat skripsi nih. pleaaaaaaaaaaaaaaaas.
BalasHapusMaaf mbak, udah tau buku referensinya belum. kalo udh, boleh tau gak?
Hapusiya tolong, cantumkan referensinya :)
BalasHapusMaaf mbak, udah tau buku referensinya belum. kalo udh, boleh tau gak?
Hapustolong kasih tau buku referensinya donk,
BalasHapusMaaf mbak, udah tau buku referensinya belum. kalo udh, boleh tau gak?
HapusMaaf kalau boleh bertanya buku referensi tentang clis bisa dicantumkan?? Mohon infonya kaka
BalasHapusMaaf mbak, udah tau buku referensinya belum. kalo udh, boleh tau gak?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaaf mbak, udah tau buku referensinya belum. kalo udh, boleh tau gak?
HapusKak kalau boleh disertai bku referensi nya dong ka!
BalasHapus